Kamis, 11 November 2010

Macam-macam Jejaring Sosial serta Dampak Negatif dan Positifnya..

Macam-macam Jejaring Sosial:
1. Facebook
Facebook atau disingkat FB adalah sebuah situs web jejaring sosial populer yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang Mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984 dan mantan murid Ardsley High School. Keanggotaannya pada awalnya dibatasi untuk siswa dari Harvard College. Dalam dua bulan selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston (Boston College, Boston University, MIT, Tufts), Rochester, Stanford, NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy League. Banyak perguruan tinggi lain yang selanjutnya ditambahkan berturut-turut dalam kurun waktu satu tahun setelah peluncurannya.
Sejak 11 September 2006, orang dengan alamat surat-e apa pun dapat mendaftar di Facebook. Hingga Juli 2007, facebook memiliki jumlah pengguna terdaftar paling besar di antara situs-situs yang berfokus pada sekolah dengan lebih dari 34 juta anggota aktif yang dimilikinya dari seluruh dunia. Dari September 2006 hingga September 2007, peringkatnya naik dari posisi ke-60 ke posisi ke-7 situs paling banyak dikunjungi, dan merupakan situs nomor satu untuk foto di Amerika Serikat, mengungguli situs publik lain seperti Flickr, dengan 8,5 juta foto dimuat setiap harinya.

2. Twitter
Twitter adalah sebuah situs mikroblog dan situs web jejaring sosial yang memberikan fasilitas bagi pengguna untuk mengirimkan “pembaharuan” berupa tulisan teks dengan panjang maksimum 140 karakter melalui SMS, pengirim pesan instan, surat elektronik, atau aplikasi seperti Twitterrific dan Twitbin. Twitter didirikan pada Maret 2006 oleh perusahaan rintisan Obvious Corp. Kata twitter secara harfiah berarti ‘berkicau’.Situs ini mempunyai konsep blog mikro dalam penggunaannya.Di Indonesia situs jejaring sosial ini mempunyai pengguna aktif yang cukup banyak. Kesuksesan Twitter membuat banyak situs lain meniru konsepnya, kadang menawarkan layanan spesifik lokal suatu negara atau menggabungkan dengan layanan lainnya. Suatu sumber bahkan menyebutkan bahwa paling tidak ada 111 situs web yang memiliki layanan mirip dengan Twitter.

3. Friendster
Friendster, yang ide penamaannya berasal dari nama Napster, adalah sebuah situs web jejaring sosial yang memberikan fasilitas untuk membuat profil dan kemudian mengisi data dirinya untuk kemudian mendapatkan akun di Friendster. Dalam Friendster, kita juga dapat melihat teman dari teman kita dan teman dari teman dari teman kita, selain melihat teman kita sendiri.
Friendster dimulai sejak tahun 2002 oleh Jonathan Abrams dan sekarang sudah melewati masa beta test. Sejak awal 2005, Friendster juga telah memulai fitur blog. Saat ini Friendster telah menginternasionalisasi bahasanya yang semula hanya bahasa Inggris, saat ini telah tersedia bahasa Indonesia, bahasa Tionghoa, bahasa Spanyol, bahasa Korea, bahasa Jepang, bahasa Vietnam, bahasa Malaysia.
Sejak Desember 2009 MOL Malaysia telah membeli Friendster seharga AS$ 100 juta.



4. MySpace
MySpace adalah situs web jejaring sosial populer yang menawarkan jaringan antar teman, profil pribadi, blog, grup, foto, musik, dan video untuk remaja dan dewasa di seluruh dunia. MySpace adalah tempat untuk mempromosikan band baru. Markas situs ini terletak di Beverly Hills, California, Amerika Serikat.

5. Multiply
Multiply.com menyediakan layanan blog. Blog yang di-posting ke Multiply.com dapat secara otomatis diteruskan ke akun LiveJournal, Blogger atau TypePad. Dimungkinkan pula untuk mem-posting via surat elektronik atau MMS. Pengguna juga dapat memberikan komentar terhadap sebuah film atau buku, dan pengguna juga dapat berbagi jadwal acara berdasarkan kalender.

6. Yahoo!Messenger
Yahoo! Messenger sering disingkat YM merupakan program pengirim pesan instan populer yang disediakan oleh Yahoo!. Yahoo! Messenger tersedia secara gratis dan dapat digunakan secara gratis menggunakan Account Yahoo! dan biasa digunakan untuk mengakses layanan Yahoo! yang lainnya, seperti Yahoo! Mail, Yahoo Groups, Yahoo Games, Yahoo Mobile, dll.

7. Plurk
Plurk adalah sejenis dengan microblogging, yaitu blog yang format penulisannya dibatasi oleh jumlah karakter tertentu, yah..mirip mirip ama SMS. Pengertian lain dari Plurk adalah website microblog yang menyajikan fasilitas untuk berkomunikasi secara singkat dengan para anggota atau penggunanya yang digabungkan dengan konsep social networiking yang didalamnya terdapat fasilitas forum. Plurk memberikan layanan bagi penggunanya untuk mengirim pesan melalui pesan singkat (Plurk) dengan panjang maksimum 140 karakter.



Sisi positif Jejaring Sosial :
1. Media interaksi sosial
Melalui situs jejaring sosial tersebut pengguna dapat berkomunikasi dengan mudah, cepat dan murah. Juga melalui jejaring sosial kita dapat menemukan teman-teman lama.

2. Sarana berbagi
Kita dapat berbagi banyak hal, dari pengalaman, cerita, pengetahuan bahkan keberadaan kita.

3. Media bisnis
Jejaring sosial dapat berkembang pesat di antaranya karena bnyak yang menyadari bahwa situs tersebut digunakan sebagai lahan bisnis.

4. Sarana ekspresi diri
Ingat cerita sinta jojo? Karena internet dan situs jejaring sosiallah yang membuat mereka terkenal hingga sekarang.

Sisi negatif Jejaring Sosial :
1. Antisosial
Banyak orang-orang yang menggunakan jejaring social untuk behubungan dengan orangorang di luar sana shingga mereka lupa untuk bersilaturahmi secara langsung dengan orang lain, karena merasa cukup melalui situs terebut.

2. Kesehatan
Cara menjelajahi jejaring social pastinya menggunakan computer atau leptop, dan banyak orang yang terlalu sering menggunakan atau bertatapan dengan layer computer yang ternyata dapt menyebabkan mata dn badan menjadi sakit atau kelelahan.

3. Aksi kejahatan
Sebagian orang mungkin menggunakan jejaring social untuk terhubung dengan berbagai orang, tetapi tak tertinggal juga bahwa situs tersebut menyebabkan kejahatan merajalele, terutama saat ini marak penculikan melalui facebook, anak-anak yang kurang pengawasanah yang menjadi korbannya.

4. Boros waktu
Penggunaan internet ini sangat menghabiskan banyak waktu terutama jejaring social, yang banyak kita lihat dari pengaktivan jejaring social ialah oaring-orang yang chat (ngobrol via internet) hingga lupa waktu

Selasa, 02 November 2010

Anak-anak dan Internet


PENDAHULUAN


Internet adalah lingkungan yang sebenarnya sangat luas. Mereka dapat berkomunikasi dengan orang lain dari seluruh dunia, berbagi pengalaman dan kepentingan mereka saat mendobrak rintangan budaya. Mereka dapat mendengarkan musik dari seluruh dunia, menonton pengumuman pemenang penghargaan pelayanan publik, dan bermain game yang menguji ketrampilan dan koordinasi mereka. Selain itu, anak-anak rentan terhadap ajakan seksual dan predasi dan cyber yang menggangu dan pelecehan.
Kritik terhadap klaim Internet bahwa perkembangan sosial anak-anak ditangkap melalui interaksi dengan internet, bahwa anak-anak menjadi korban oleh paparan yang tidak diinginkan untuk pornografi dan kebencian, dan bahwa mereka adalah sasaran empuk bagi predator seksual dan cyber-pengganggu.

APA YANG ANAK LAKUKAN DI INTERNET?

Sebagian besar anak-anak di Amerika Serikat dan Kanada telah mengakses Internet; lebih dari 95% yang telah online menjelang tahun 2003 (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004; Kelompok Riset Environics, 2001) dan dekat pada 75% memiliki akses Internet di rumah mereka (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004; Statistik Kanada, 2003). Penggunaan Internet adalah sebanding atau sedikit lebih rendah di negara-negara maju lainnya (misalnya, Livingstone dan Bober, 2005; penilaian Nielsen). Banyak anak-anak mengakses internet setidaknya sekali seminggu dari sekolah, rumah, atau perpustakaan, survei dari beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa sampai dengan setengah dari anak-anak menghabiskan lebih dari satu jam di Internet per hari (Kelompok Riset Environics 2001: Roberts dkk, 2005).
Pada tahun 2001 survei Kanada untuk Jaringan Kesadaran Media (Kelompok Riset Environics , 2001), 15% pemuda di bawah usia 18 tahun ingat belajar menggunakan Internet di usia 7 tahun atau lebih muda. Dalam sebuah survei Amerika Serikat tahun 2003 dari orang tua, Rideout dkk (2003: lihat juga Calvert dkk 2005) menemukan bahwa anak-anak mulai mencari web sites tanpa pengawasan orang tua pada usia 4 tahun dan mengirim e-mail sendiri seawal usia 3 tahun.
Anak-anak menggunakan Web untuk mengakses sumber informasi melalui pencarian Web dan browsing yang lebih disukai Web site: berkomunikasi menggunakan e-mail, pesan singkat, dan diskusi, dan mengakses musik, video, dan permainan/games komputer (Kelompok Riset Environics 2001; Rideout dkk, 2003; Roberts dkk 2005). Anak-anak juga menggunakan pesan instan untuk berkomunikasi dengan teman-teman, seringkali paralel dengan bermain game komputer atau melakukan pekerjaan rumah (Shiu & Lenhart, 2004). Anak-anak paling sering berselancar di Web untuk permainan dan musik, tetapi mereka juga mencari informasi untuk laporan sekolah dan kepentingan pribadi (Kelompok Riset Environics, 2001; Lenhart dkk 2001).
Sebagai contoh, meskipun banyak anak menggunakan Hotmail (http://hotmail.com) atau Yahoo (http://mail.yahoo.com) akun tersedia untuk semua orang, layanan e-mail khusus anak-anak seperti KidMail (http://kidmail.net) dan SurfBuddies (http://www.surfbuddies.com) memberikan bebas spam, e-mail yang aman untuk biaya yang kecil. Yahooligans (http://yahooligans.com) dan Ask Jeeves untuk anak-anak (http://www.ajkids.com/) adalah direktori pencarian yang dirancang khusus untuk anak-anak.
Sejumlah perusahaan media, seperti Public Broadcasting Corporation (http://pbskids.org /), Warner Brothers (misalnya, http://harrypotter.com), dan Scholastic ( misalnya http://scholastic.com/kids/) telah mengembangkan informasi dan sumber daya permainan untuk pemirsa anak-anak mereka. Sebagian besar sumber daya ini benar-benar mandiri dan tidak mengandung hubungan situs off/salah; mereka yang termasuk dari hubungan/link situs-off memberikan peringatan sebelum anak mengklik ke link situs off.
Akhirnya, akses internet anak-anak dapat dikontrol melalui penggunaan program filtering, seperti Net Nanny (http://netnanny.com/) atau cyber sitter (http//www.Cybersitter.com/) dan browser anak-anak, seperti zExplorer (http://zxplorer.com/). Program-program komersial ini membatasi akses anak ke Internet, penyaringan spam, iklan, dan konten yang menentukan tidak pantas untuk anak-anak karena sulit untuk menentukan spam dan konten yang tidak patut.

PERHATIAN

Secara historis orang tua, guru, pembuat kebijakan, dan pers telah prihatin tentang efek buruk pada anak-anak tentang media baru pada anak-anak (Gackenbach & Ellerman, 1998; Paik, 2001: Wartella & Jennings 2000.). Komputer dianggap sebagai merampas anak-anak dari peluang pengembangan fisik dan sosial yang penting. Karena internet dapat diakses secara bebas, kritikus juga prihatin tentang anak-anak yang terkena masalah mereka tidak bisa memahami atau mengatasi, seperti pornografi dan kebencian. Akhirnya, mengingat anonimitas Internet, kritikus sekarang menjadi semakin khawatir tentang anak-anak menjadi korban predator seksual dan cyber pengganggu.

PENGEMBANGAN SOSIAL

Aspek-aspek pengembangan sosial membutuhkan anak-anak untuk berinteraksi dengan orang lain untuk membedakan diri dari orang lain, membandingkan karakteristik yang mendefinisikan diri mereka dengan orang-orang yang mendefinisikan orang lain dan mengembangkan kontrol diri. Para kritikus mengeluh bahwa penggunaan komputer mengarah ke isolasi sosial, yang sering mengakibatkan depresi dan gangguan mental lainnya. Mengingat bahwa banyak anak tertarik pada Internet di kamar tidur mereka (Yayasan Keluarga Kaiser, 2004), kekhawatiran ini mungkin berlaku.
Kraut dkk (1998) melaporkan hasil survei pengguna internet pertama kali sebagai bagian dari studi HomeNet longitudinal dilakukan tahun 1995-1998 mengenai dampak internet pada interaksi sosial. Pengguna internet pertama kali ini melaporkan penurunan dalam interaksi sosial dan peningkatan gejala depresi selama bulan pertama penggunaan internet, di samping itu, korelasi antara penggunaan internet dan isolasi dan tindakan depresi sedikit lebih tinggi untuk remaja dalam sampel dari mereka untuk orang dewasa. Kraut dkk (2002) mengikuti peserta HomeNet selama periode waktu yang lebih lama (tiga tahun sebagai lawan untuk 12-18 bulan) dan dampak negatif dari penggunaan internet telah menghilang. Dalam studi kedua, Kraut dkk (2002) menemukan yang mementingkan anak-anak dan orang dewasa melaporkan peningkatan yang lebih besar pada interaksi sosial dan harga diri sebagai fungsi dari peningkatan penggunaan internet.
Gross (2004) berpendapat bahwa, karena lebih banyak anak-anak lebih menggunakan Internet, lebih banyak teman-teman mereka akan juga, dan Internet akan benar-benar menjadi salah satu bentuk yang lebih untuk komunikasi dan interaksi. . Stern (2002) menganalisis Web site pribadi 'gadis remaja'. Stern berpendapat bahwa Internet memberikan kesempatan yang baik bagi anak-anak untuk mengekspresikan diri mereka berkembang secara sosial dan seksual.
Pesan instant akan menjadi bentuk yang paling umum komunikasi di Internet (Kelompok Riset Environics, 2001: Ipsos-Reid, 2004, Law, 2004). Law menyurvei remaja antara usia 11 dan 19 tahun dan tidak menemukan hubungan antara konsep diri dan penggunaan pesan instant. Demikian pula Gross (2004) mensurvei remaja usia 11 sampai 16 tahun dan tidak menemukan hubungan antara jumlah waktu yang dihabiskan online dan ukuran kesepian, kecemasan sosial, depresi, atau kepuasan kehidupan sehari-hari.
Gross dkk (2002) menguji hubungan antara kesejahteraan dan kedekatan mitra pesan instan pada remaja berusia 11 - 13 tahun. Ybarra dkk (2005) menemukan bahwa anak-anak berusia 10-17 yang melaporkan gejala depresi yang signifikan (misalnya: pengalaman gangguan fungsional di sekolah, kebersihan pribadi, dan / atau kemanjuran diri) menghabiskan lebih banyak waktu pada internet di sekolah dan menggunakan e-mail lebih sering untuk komunikasi sosial daripada mereka yang dilaporkan lebih sedikit atau tanpa gejala depresi. Sampel mereka berasal dari suatu studi Amerika Serikat yang besar, survey Keselamatan Internet Pemuda, dilakukan pada tahun 1999 - 2000 dengan anak-anak berusia 10-17 tahun (Finkelhor dkk 2000) et. Wolak dkk (2002, 2003), dengan menggunakan sampel yang sama seperti Ybarra dkk, menemukan bahwa anak-anak yang melaporkan gejala depresi dan telah menjadi korban dalam beberapa cara mempunyai hubungan pribadi yang lebih dekat dengan orang yang mereka temui di internet daripada anak-anak yang tidak sebagai masalah.
Turkle (1995) berpendapat bahwa game dungeon multi-user memberikan kesempatan penting bagi orang untuk bereksperimen dengan diri yang berbeda dan, dengan demikian, memperbaiki konsep diri mereka sendiri. Subramanyam dkk (2004) menganalisis-suatu transkrip 30 menit dari chat room remaja yang terdiri dari 52 peserta yang berbeda. Subrahmanyam dkk menyimpulkan bahwa internet mampu menyediakan lingkungan sosial yang aman di mana remaja dapat mendiskusikan topik memalukan dan praktik hubungan sosial.
Suzuki dan Caizo berpendapat bahwa papan memungkinkan anak-anak untuk jujur membahas dan menerima dukungan sosial untuk masalah remaja yang memalukan. Peneliti lain juga berpendapat bahwa internet bisa menjadi sumber informasi yang penting dan dukungan untuk topik sosial yang tabu atau memalukan (Boies dkk 2004; Gray dkk, 2005 Longo dkk 2002).
Greenfield (2004a) bagaimanapun, memperingatkan bahwa kebebasan berekspresi di chat room mungkin tidak selalu berhubungan dengan perkembangan positif. Dia mengeksplorasi penggunaan anak-anak dari berbagai bentuk komunikasi internet (misalnya, chat yang layak dan tidak layak, pesan instan) dan komunikasi banyak yang diidentifikasi mempromosikan perselingkuhan seksual, rasisme, dan prasangka.
Greenfield (2004a), penelitian dalam pengembangan sosial dan Internet dilakukan sampai saat ini menunjukkan bahwa, daripada membawa anak-anak ke isolasi sosial dan kekurangan, internet dapat menyediakan lingkungan yang positif bagi perkembangan sosial.

PENGUNGKAPAN YANG TIDAK DIINGINKAN PADA PORNOGRAFI
DAN KEBENCIAN


Pornografi adalah lazim di seluruh Internet; gambar-gambar porno yang tersedia di jutaan web site, dan melalui ratusan ribu sumber Internet. Anak-anak mengakses pornografi dalam banyak hal, beberapa disengaja dan banyak yang tidak disengaja. Anak dapat sengaja mengakses pornografi meskipun Web search (misalnya mencari seks di Google) atau mengetik URL mungkin (http://www.sex.com misalnya). Distributor pornografi dapat mengirimkan e-mail spam dengan konten pornografi atau mengundang penerima untuk mengakses pornografi.
Penyedia pornografi juga memperoleh atau menggunakan domain web yang umum terdengar bernama (http://whitehouse.com digunakan untuk menjadi situs pornografi hard core - URL yang benar untuk Gedung Putih adalah http://whitehouse.gov). Pornografi juga memanipulasi ejaan URL untuk memperkenalkan anak-anak untuk pornografi (beberapa salah ejaan yang umum untuk http://Disney.com pernah membawa ke Web sites porno).
Mitchell dkk (2003a) menganalisis data dari Survei Keamanan Internet Pemuda (Finkelhor dkk 2000). Seperempat anak-anak yang diwawancara menunjukkan mereka telah sengaja diekspos ke pornografi, 75% melalui web sites dan 25% melalui e-mail atau pesan instan. Meskipun beberapa anak tertekan dengan paparan mereka, kebanyakan anak hanya menolak materi pornografi. . Sebuah badan penelitian yang besar menunjukkan adanya hubungan untuk remaja dan dewasa muda antara melihat pornografi dan terlibat dalam dan/atau menyimpang perilaku berisiko (bandingkan, Greenfield, 2004b) tetapi penelitian ini adalah korelasional sifatnya.
Pada akhirnya, kekhawatiran tentang konsekuensi yang merugikan dari paparan yang sengaja atau bertujuan untuk pornografi di internet mungkin hanya sebuah mitos perkotaan (Potter & Potter, 2001). Gerstenfeld dkk (2003) melakukan analisis isi situs internet yang diselenggarakan oleh nasionalis kulit putih, neo-Nazi, skinhead, Ku Klux Klan, identitas Kristen, penolakan Holocaust, dan kelompok kebencian lainnya.
Meskipun Turpin-petrosino (2002) menemukan bahwa sangat sedikit siswa SMA dilaporkan kontak dengan kelompok kebencian melalui internet, Gerstenfeld dkk (2003) berpendapat bahwa kehadiran Internet dari kelompok ini terlalu halus untuk kebanyakan anak-anak dan remaja untuk dimengerti. Premis ini didukung oleh penelitian Lee dan Leet (2002) pada persuasi situs kebencian dengan remaja. Remaja berusia 13-17 tahun, web pages yang dilihat dimodifikasi dari sumber daya web yang benar-benar ekstrimis, kemudian menyelesaikan survei segera yang mengikuti setelah tinjauan pages/halaman dan dua minggu kemudian untuk menguji persuasi halaman yang berbeda.
Temuan Lee dan Leet mengenai efek persuasif pesan implisit pada remaja yang naif sangat penting mengingat bahwa kelompok-kelompok ekstremis menggunakan internet untuk merekrut anggota baru (Turpin-Petrosino, 2002).
Predasi dan bullying (mengganggu)
Finkelhor dkk (2000; Mitchell dkk., 2000) menganalisis pertanyaan tentang ajakan seksual dari Survei Keselamatan Internet Pemuda 1999-2000. Hampir 20% dari responden berusia 10-17 melaporkan penerimaan suatu ajakan seksual yang tidak diinginkan melalui e-mail atau chatting.
Anak-anak yang lebih tua, berusia 14-17 tahun, dalam Finkelhor dkk (2000; Mitchell dkk., 2001) studi melaporkan ajakan yang lebih sering daripada anak-anak muda, berusia 10-13 tahun, dan dua kali banyak perempuan melaporkan ajakan dari anak laki-laki. Risiko juga lebih tinggi untuk anak-anak yang melaporkan lebih sering menggunakan internet dan terlibat dalam perilaku berisiko yang berpotensi di Internet seperti memposting informasi pribadi, menggunakan sugestif secara seksual alias di chat room, berbicara tentang seks dengan seseorang yang bertemu hanya online, dan mengunjungi web sites porno. Karakteristik keluarga bermasalah dan kehidupan pribadi dan perilaku berisiko yang Mitchell dkk temukan dalam kaitannya dengan predasi internet, juga mencirikan anak-anak dan remaja yang ditargetkan oleh predator seksual offline (lih. Downbrowski dkk 2004).
Finkelhor dkk (2000; Mitchell dkk, 2001) juga menemukan bahwa kontrol seperti aturan orang tua dan perangkat lunak penyaringan tidak terkait dengan laporan ajakan seksual. Umumnya, predator internet menggunakan berbagai teknik canggih untuk mengumpulkan informasi tentang dan mendengarkan secara diam-diam pada korban potensial (Downski dkk 2004; McGrath & Casey, 2002). Semakin maju pendekatan teknologi termasuk menggunakan perangkat lunak “sniffer” untuk menguping komunikasi anak dan menyusup komputer anak melalui virus cacing dan Trojan. Jadi, sekalipun anak hadir untuk dan mematuhi aturan orangtua untuk tidak memberikan informasi pribadi, seorang predator internet yang cerdik mungkin dapat memperoleh informasi yang melalui alat klandestin dan jahat.
Hanya setengah dari anak-anak yang melaporkan ajakan seksual dalam Finkelhor dkk (2000, Mitchell dkk, 2001) penelitian melaporkan kejadian kepada seseorang dan hanya separuh dari mereka dilaporkan kepada orangtua. Hanya 25% dari anak-anak dilaporkan menjadi marah tentang ajakan ini dan terutama anak-anak muda dalam studi tersebut. Meskipun organisasi seperti Cyber Tipline dan Cybertip.ca tidak ada pada saat Survei Keamanan Internet Pemuda, beberapa orang tua atau anak dilaporkan mengetahui bahwa mereka harus melaporkan episode Internet yang menjengkelkan untuk Penyedia Layanan Internet mereka atau ke instansi penegak hukum.
Wolak dkk (2003a) menganalisis penangkapan yang dilakukan di Amerika Serikat selama 2000-2001 untuk kejahatan seksual internet yang melibatkan anak-anak dan menemukan 508 kasus di mana sebuah predator diduga menggunakan internet untuk memikat anak dan, selanjutnya 644 kasus menyamar di mana seorang yang diduga keras predator yang menggunakan internet untuk memikat agen penegakan hukum yang berpose sebagai seorang anak. Mitchell dkk. (2005) menyimpulkan bahwa internet telah meningkatkan kemampuan lembaga penegak hukum untuk mendeteksi dan mencegah kejahatan terhadap anak-anak.
Pada tahun 2004, Gary Brolsma membuat video Flash saat lip syncing dan menari di kursinya di depan Web camnya dan mempostingnya di Web. Survei Keamanan Internet Pemuda juga menanyakan anak-anak tentang pelecehan online dan bullying (mengganggu). Finkelhor dkk (2000) melaporkan bahwa 6% dari responden mengindikasikan mereka telah dilecehkan di internet, dengan anak-anak yang lebih tua kemungkinan menjadi target dari pelecehan.
Ybarra dkk (2004a) menganalisis karakter yang dikaitkan dengan korban pelecehan Internet dari Survei Keamanan Internet Pemuda. Sepertiga dari anak-anak yang dilaporkan telah dilecehkan menunjukkan mereka sangat kecewa dengan insiden pelecehan itu. Pria yang melaporkan gejala yang lebih depresif (misalnya menurunkan perasaan efikasi/kemanjuran diri, kesulitan menyelesaikan pekerjaan sekolah, kesulitan terlibat dalam kebersihan pribadi) lebih mungkin melaporkan pelecehan daripada yang laki-laki yang melaporkan beberapa gejala depresif -hubungan ini tidak ditemukan dengan perempuan yang melaporkan pelecehan.
Ybarra dan Mitchell (2004b) menganalisis karakteristik anak-anak dari Survei Keamanan Internet Pemuda yang melaporkan pelecehan lain pada Internet. Ybarra dan Mitchell menemukan bahwa 15% responden untuk Survei Keamanan Internet Pemuda mengindikasikan bahwa mereka telah membuat komentar yang jahat atau kasar kepada yang lain dan 1 % menggunakan internet untuk mempermalukan atau melecehkan seseorang di tahun lalu. Ybarra dan Mitchell (2004a) menemukan bahwa saat banyak gangguan internet mungkin jadi suatu ekstensi dari gangguan di halaman sekolah, beberapa penyerang nampak mengganggu lainnya hanya pada internet. Berdasarkan hasil mereka, dan bersamaan dengan perhatian Greenfield (2004a), Ybarra dan Mitchell berpendapat bahwa anonimitas dari internet mungkin memungkinkan beberapa anak untuk mengadopsi suatu pribadi yang lebih agresif daripada mereka mengekspresikan kehidupan yang nyata.

MENJADI “INTERNET-YANG BIJAK”


Undang-undang Online Perlindungan Anak (COPA) disahkan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 1998, melarang penyedia layanan Internet komersial dari mendistribusikan konten yang pantas untuk anak di bawah umur.
Undang-undang Perlindungan Internet Anak-Anak (CIPA.), yang diluluskan oleh Kongres Amerika Serikat pada tahun 2000, membutuhkan sekolah dan perpustakaan umum untuk menginstal perangkat lunak penyaringan pada semua komputer dalam rangka untuk ia memenuhi persyaratan untuk pendanaan federal. Meskipun sebagian CIPA telah dimatikan oleh Mahkamah Agung, berbagai negara telah memberlakukan undang-undang yang sama.
Richardson dkk (2002) menemukan bahwa penyaringan perangkat lunak secara signifikan memblok akses ke topik kesehatan yang penting untuk anak-anak dan remaja, mulai dari kondom dan penyakit menular seksual sampai diet dan depresi. Demikian pula laporan konsumen (“Perangkat Lunak Penyaringan.” 2005) studi tentang penyaringan perangkat lunak menemukan bahwa perangkat lunak yang paling diblokir pornografi sangat baik tetapi juga pendidikan seks situs diblokir dan isu gender.
Banyak organisasi keselamatan anak memberikan panduan dan sumber daya bagi orangtua dan anak. WebAware (http://www.bewebaware.ca /english/default.aspx) termasuk Checklist internet umum untuk anak-anak usia yang berbeda. Di samping itu penilaian konten, 'WebAware mendorong anak-anak untuk mempertimbangkan apakah mereka menulis pesan kasar atau memberikan informasi pribadi di Internet. WebAware juga mencakup tips keamanan bagi orangtua anak-anak dari berbagai usia, seperti menggunakan mesin ramah anak dengan anak berusia 5 sampai 7 tahun dan remaja mendorong untuk masuk hanya moderator chat room. SafeKids.com (http://safekids.com) dan SafetyTeens.com (http://wwwsaleteens.com) menyediakan sumber daya yang sama untuk anak-anak dan orang tua. Cyber Angels (http://www.cyherangels.org/) menyediakan berbagai sumber daya di berbagai kejahatan internet (misalnya, pornografi anak, pencurian identitas) untuk orang tua dan pendidik serta formulir online untuk melaporkan dugaan kasus pornografi anak.
Beberapa organisasi termasuk permainan yang amana dan kuis untuk anak-anak. Dalam ID the Creep (http://www.idthecreep.com/), yang dikembangkan oleh Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Exploit, anak-anak terlibat dalam simulasi e-mail, chatting, dan instan Pesan dan mengidentifikasi situasi yang berisiko dan predator. Media Awareness Network (http://www.media-awareness.ca/english /special_ inisiatif / game / index cfm.) Telah mengembangkan sejumlah permainan yang tersedia untuk anak-anak, mulai dari Playground Privasi: Petualangan Pertama Tiga Cyberpigs Kecil, permainan untuk anak-anak, usia 8-10 tahun, tentang teknik pemasaran dan perlindungan privasi, untuk Joe Cool / Joe Fool, kuis bagi remaja tentang web surfing yang aman.
NetSmartz (http://netsinartz.org), dikembangkan oleh sebuah inisiatif bersama dari Pusat Nasional untuk Anak Hilang dan Tereksploitasi dan Boys and Girls Club of America, adalah sumber pelatihan online yang mencakup daftar periksa evaluasi, tips, sumber daya orangtua, permainan , dan kuis. Dalam evaluasi sumber daya (Cabang Associates, 2002), anak-anak dari usia 6 sampai 18 meningkatkan pengetahuan mereka tentang keamanan internet melalui berinteraksi dengan sumber daya dan lebih dari tiga-perempat remaja mengindikasikan bahwa mereka akan mengubah perilaku mereka di Internet sebagai hasil dari apa yang telah mereka pelajari melalui NetSmartz.

NAMA KELOMPOK :
1. ELSA MARISSA (13509429)
2. ESTY EKAWATI (13509953)
3. PRAHESTI EKA R. (13509945
4. PUTRI KANTI (10509079)
5. PUTRI MAHARANI (16509271)

Minggu, 26 September 2010

Pengaruh Internet Dibidang Pendidikan Dilihat dari Sisi Psikologi!

Pada masa sekarang ini yang serba canggih, Internet sudah bukan hal yang tabu lagi. Dari mulai anak-anak, remaja sampai yang tua pun dapat dengan bebas mengakses jaringan internet.
Dalam tiap sekolah pun saat ini sudah menggunakan fasilitas internet untuk memepermudah sistem belajar mengajar.
Beberapa pengaruh Internet dalam bidang pendidikan yang banyak kita lihat, antaranya :
Dalam hal positif,
• Para anggota pengajar dan pelajar, saat ini sudah lebih gaul dengan menggunakan jejaring sosial yang akrab di telinga kita (facebook, twiter, YM), mereka bisa saling bertanya tentang hal pelajaran dengan mudah dan cepat, bahkan bisa secara pribadi tanpa di ketahui orang lain.
• Ada juga yang menggunakan internet untuk menaruh berbagai bahan pelajaran, sehingga bisa dengan mudah kita akses dan pelajari tanpa harus membeli buku.
• Beberapa Universitas menerapkan tugas-tugas perkuliahan dengan cara mendaftarkan tugas mahasiswa ke internet dalam jaringan kampusnya masing-masing.
Dalam hal negative,
• Dengan mudahnya internet seperti yang kita tahu, justru ini membuat para pelajar bahkan pengajar masuk ke dalam kemalasan membaca buku yang tersedia di perpustakaan.
• Silaturahmi yang pada masa dulu kita di ajarkan untuk saling berjabat tangan bahkan bertemu pun sekarang sudah luntur karena banyak yang mencari jalan pintas menggunakan jejaring sosial, padahal pelajaran-pelajaran kecil seperti itu adalah cirri khas bangsa Indonesia.
• Karena saat ini sudah banyak anak sekolah atau mahasiswa yang menggunakan peralatan seperti computer atau leptop, banyak yang iseng-iseng melihat atau mencoba situs-situs yang tidak berhubungan dengan pelajarannya atau bahkan situs terlarang (ini hal yang sangat “wajar” saat ini).
• Pelajar yang menggunakan jejaring sosial pun saat ini banyak yang masuk dalam masalah sosial, seperti penculikan, penipuan, dan bebagai macam masalah dalam dunia maya tersebut.
• Para pemakai internet pun dengan mudah mengUPLOAD foto-foto atau video yang tidak pantas diedarkan yang mudah di akses oleh pelajar saat sekasrang ini.

Semua yang terjadi negative atau positifnya pengaruh internet pada bidang pendidikan sebenarnya tergantung diri kta sendiri bagaimana menjaganya.
Dan para pengajar dalam organisasi sekolah juga mestinya tetap mengajarkan bagaimana internet yang sehat.
Dan peran orang tua sangatlah penting dalam lingkungan rumah dan sisi kekeluargaannya, bagaimana sang orang tua dapat membimbing pertumbuhan anak mereka masing-masing.
Pemerintah pun harus lebih tegas dan menjaga bagaimana masyarakatnya menggunakan fasilitas internet saat ini.

Rabu, 12 Mei 2010

TOKOH-TOKOH IMAJINATIF YANG MENGGAMBARKAN 4P ( PRIBADI, PROSES, PENDORONG, DAN PRODUK)

1. Abraham Maslow
Abraham H. Maslow (selanjutnya ditulis Maslow) adalah tokoh yang menonjol dalam psikologi humanistik. Karyanya dibidang pemenuhan kebutuhan berpengaruh sekali terhadap upaya memahami motivasi manusia. Sebagian dari teorinya yang penting didasarkan atas asumsi bahwa dalam diri manusia terdapat dorongan positif untuk tumbuh dan kekuatan-kekuatan yang melawan atau menghalangi pertumbuhan (Rumini, dkk. 1993). Maslow berpendapat, bahwa manusia memiliki hierarki kebutuhan yang dimulai dari kebutuhan jasmaniah-yang paling asasi- sampai dengan kebutuhan tertinggi yakni kebutuhan estetis.
• Kebutuhan Jasmaniah
Kebutuhan jasmaniah seperti makan, minum, tidur dan sex menuntut sekali untuk dipuaskan. Apabila kebutuhan ini terpuaskan, maka muncullah kebutuhan keamanan seperti kebutuhan kesehatan dan kebutuhan terhindar dari bahaya dan bencana.
• Kebutuhan untuk memiliki dan cinta kasih
Seperti dorongan untuk memiliki kawan dan berkeluarga, kebutuhan untuk menjadi anggota kelompok, dan sebagainya. Ketidakmampuan memenuhi kebutuhan ini dapat mendorong seseorang berbuat lain untuk memperoleh pengakuan dan perhatian, misalnya dia menggunakan prestasi sebagai pengganti cinta kasih.
• Kebutuhan harga diri
Kebutuhan harga diri, yaitu kebutuhan untuk dihargai, dihormati, dan dipercaya oleh orang lain.
• Kebutuhan aktualisasi diri
Apabila seseorang telah dapat memenuhi semua kebutuhan yang tingkatannya lebih rendah tadi, maka motivasi lalu diarahkan kepada terpenuhinya kebutuhan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan Psikologi Humanistik (Ratna Syifa’a Rachmahana) untuk mengembangkan potensi atau bakat dan kecenderungan tertentu. Bagaimana cara aktualisasi diri ini tampil, tidaklah sama pada setiap orang. Sesudah kebutuhan ini, muncul kebutuhan untuk tahu dan mengerti, yakni dorongan untuk mencari tahu, memperoleh ilmu dan pemahaman.
Maslow berpendapat adanya kebutuhan estetis, yakni dorongan keindahan, dalam arti kebutuhan akan keteraturan, kesimetrisan dan kelengkapan. Maslow membedakan antara empat kebutuhan yang pertama dengan tiga kebutuhan yang kemudian. Keempat kebutuhan yang pertama disebutnya (kebutuhan yang timbul karena kekurangan), dan pemenuhan kebutuhan ini pada umumnya bergantung pada orang lain. Sedangkan ketiga kebutuhan yang lain dinamakan growth need (kebutuhan untuk tumbuh) dan pemenuhannya lebih bergantung pada manusia itu sendiri. Implikasi dari teori Maslow dalam dunia pendidikan sangat penting. Dalam proses belajar-mengajar misalnya, guru mestinya memperhatikan teori ini. Apabila guru menemukan kesulitan untuk memahami mengapa anak-anak tertentu tidak mengerjakan pekerjaan rumah, mengapa anak tidak dapat tenang di dalam kelas, atau bahkan mengapa anak-anak tidak memiliki motivasi untuk belajar. Menurut Maslow, guru tidak bisa menyalahkan anak atas kejadian ini secara langsung, sebelum memahami barangkali ada proses tidak terpenuhinya kebutuhan anak yang berada di bawah kebutuhan untuk tahu dan mengerti. Bisa jadi anak-anak tersebut belum atau tidak melakukan makan pagi yang cukup, semalam tidak tidur dengan nyenyak, atau ada masalah pribadi / keluarga yang membuatnya cemas dan takut, dan lain-lain.
2. Carl R. Rogers
Carl R. Rogers adalah seorang ahli psikologi humanistik yang gagasan-gagasannya berpengaruh terhadap pikiran dan praktekpsikologi di semua bidang, baik klinis, pendidikan, dan lain-lain. Lebih khusus dalam bidang pendidikan, Rogers mengutarakan pendapat tentang prinsip-prinsip belajar yang humanistik, yang meliputi hasrat untuk belajar, belajar yang berarti, belajar tanpa ancaman, belajar atas inisiatif sendiri, dan belajar untuk perubahan (Rumini,dkk. 1993).
Adapun penjelasan konsep masing-masing prinsip tersebut adalah sebagai berikut :
a. Hasrat untuk Belajar
Menurut Rogers, manusia mempunyai hasrat alami untuk belajar. Hal ini terbukti dengan tingginya rasa ingin tahu anak apabila diberi kesempatan untuk mengeksplorasi lingkungan. Dorongan ingin tahu untuk belajar ini merupakan asumsi dasar pendidikan humanistik. Di dalam kelas yang humanistik anak-anak diberi kesempatan dan kebebasan untuk memuaskan dorongan ingin tahunya, untuk memenuhi minatnya dan untuk menemukan apa yang penting dan berarti tentang dunia di sekitarnya.
b. Belajar yang Berarti
Belajar akan mempunyai arti atau makna apabila apa yang dipelajari relevan dengan kebutuhan dan maksud anak. Artinya, anak akan belajar dengan cepat apabila yang dipelajari mempunyai arti baginya.
c. Belajar Tanpa Ancaman
Belajar mudah dilakukan dan hasilnya dapat disimpan dengan baik apabila berlangsung dalam lingkungan yang bebas ancaman. Proses belajar akan berjalan lancer manakala murid dapat menguji kemampuannya, dapat mencoba pengalaman-pengalaman baru atau membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapat kecaman yang bisaanya menyinggung perasaan.
d. Belajar atas Inisiatif Sendiri
Belajar akan paling bermakna apabila hal itu dilakukan atas inisiatif sendiri dan melibatkan perasaan dan pikiran si pelajar. Mampu memilih arah belajarnya sendiri sangatlah memberikan motivasi dan mengulurkan kesempatan kepada murid untuk “belajar bagaimana caranya belajar” (to learn how to learn ). Tidaklah perlu diragukan bahwa menguasai bahan pelajaran itu penting, akan tetapi tidak lebih penting daripada memperoleh kecakapan untuk mencari sumber, merumuskan masalah, menguji hipotesis atau asumsi, dan menilai hasil. Belajar atas inisiatif sendiri memusatkan perhatian murid baik pada proses maupun hasil belajar. Belajar atas inisiatif sendiri juga mengajar murid menjadi bebas, tidak bergantung, dan percaya pada diri sendiri. Apabila murid belajar atas inisiatif sendiri, ia memiliki kesempatan untuk menimbang-nimbang dan membuat keputusan, menentukan pilihan dan melakukan penilaian. Dia menjadi lebih bergantung pada dirinya sendiri dan kurang bersandar pada penilaian pihak lain. Di samping atas inisiatif sendiri, belajar juga harus melibatkan Psikologi Humanistik … (Ratna Syifa’a Rachmahana) semua aspek pribadi, kognitif maupun afektif. Rogers dan para ahli humanistik yang lain menamakan jenis belajar ini sebagai belajar dengan seluruh pribadi, belajar dengan pribadi yang utuh. Para ahli humanistik percaya, bahwa belajar dengan tipe ini akan menghasilkan perasaan memiliki (feeling of belonging ) pada diri murid. Dengan demikian, murid akan merasa terlibat dalam belajar, lebih bersemangat menangani tugas-tugas dan yang terpenting adalah senantiasa bergairah untuk terus belajar.
e. Belajar dan Perubahan
Prinsip terakhir yang dikemukakan oleh Rogers ialah bahwa belajar yang paling bermanfaat ialah bejar tentang proses belajar. Menurut Rogers, di waktu-waktu yang lampau murid belajar mengenai fakta-fakta dan gagasan-gagasan yang statis. Waktu itu dunia lambat brerubah, dan apa yang diperoleh di sekolah sudah dipandang cukup untuk memenuhi tuntutan zaman. Saat ini perubahan merupakan fakta hidup yang sentral. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selalu maju dan melaju. Apa yang dipelajari di masa lalu tidak dapat membekali orang untuk hidup dan berfungsi baik di masa kini dan masa yang akan datang. Dengan demikian, yang dibutuhkan saat ini adalah orang yang mampu belajar di lingkungan yang sedang berubah dan akan terus berubah.
3. Arthur Combs
Perasaan, persepsi, keyakinan dan maksud merupakan perilaku-perilaku batiniah yang menyebabkan seseorang berbeda dengan yang lain. Agar dapat memahami orang lain, seseorang harus melihat dunia orang lain tersebut, bagaimana ia berpikir dan merasa tentang dirinya. Itulah sebabnya, untuk mengubah perilaku orang lain, seseorang harus mengubah persepsinya. Menurut Combs, perilaku yang keliru atau tidak baik terjadi karena tidak adanya kesediaan seseorang melakukan apa yang seharusnya dilakukan sebagai akibat dari adanya sesuatu yang lain, yang lebih menarik atau memuaskan. Misalkan guru mengeluh murid-muridnya tidak berminat belajar, sebenarnya hal itu karena murid-murid itu tidak berminat melakukan apa yang dikehendaki oleh guru. Kalau saja guru tersebut lalu mengadakan aktivitasaktivitas yang lain, barangkali murid-murid akan berubah sikap dan reaksinya (Rumini, dkk. 1993). Sesungguhnya para ahli psikologi humanistik melihat dua bagian belajar, yaitu diperolehnya informasi baru dan personalisasi informasi baru tersebut. Adalah keliru jika guru berpendapat bahwa murid akan mudah belajar kalau bahan pelajaran disusun dengan rapi dan disampaikan dengan baik, sebab arti dan maknanya tidak melekat pada bahan pelajaran itu; murid sendirilah yang mencerna dan menyerap arti dan makna bahan pelajaran tersebut ke dalam dirinya. Yang menjadi masalah dalam mengajar bukanlah bagaimana bahan pelajaran itu disampaikan, tetapi bagaimana membantu murid memetik arti dan makna yang terkandung di dalam bahan pelajaran tersebut, yakni apabila murid dapat mengaitkan bahan pelajaran tersebut dengan hidup dan kehidupan mereka, guru boleh bersenang hati bahwa missinya telah berhasil. Semakin jauh hal-hal yang terjadi di luar diri seseorang (dunia) dari pusat lingkaran lingkaran (persepsi diri), semakin kurang pengaruhnya terhadap seseorang. Sebaliknya, semakin dekat hal-hal tersebut dengan pusat lingkaran, maka semakin besar pengaruhnya terhadap seseorang dalam berperilaku. Jadi jelaslah mengapa banyak hal yang dipelajari oleh murid segera dilupakan, karena sedikit sekali kaitannya dengan dirinya.
4. Aldous Huxley
Manusia memiliki banyak potensi yang selama ini banyak terpendam dan disia-siakan. Pendidikan diharapkan mampu membantu manusia dalam mengembangkan potensi-potensi tersebut, oleh karena itu kurikulum dalam proses pendidikan harus berorientasi pada pengembangan potensi, dan ini melibatkan semua pihak, seperti guru, murid maupun para pemerhati ataupun peneliti dan perencana pendidikan. Huxley (Roberts, 1975) menekankan adanya pendidikan non-verbal yang juga harus diajarkan kepada siswa. Pendidikan non verbal bukan berwujud pelajaran senam, sepak bola, bernyanyi ataupun menari, melainkan hal-hal yang bersifat diluar materi pembelajaran, dengan tujuan menumbuhkan kesadaran seseorang. Proses pendidikan non verbal seyogyanya dimulai sejak usia dini sampai tingkat tinggi. Betapapun, agar seseorang bisa mengetahui makna hidup dalam kehidupan yang nyata, mereka harus membekali dirinya dengan suatu kebijakan hidup, kreativitas dan mewujudkannya dengan langkah-langkah yang bijaksana. Dengan cara ini seseorang Psikologi Humanistik (Ratna Syifa’a Rachmahana) akan mendapatkan kehidupan yang nikmat dan penuh arti. Berbekal pendidikan non verbal, seseorang akan memiliki banyak strategi untuk lebih tenang dalam menapaki hidup karena memiliki kemampuan untuk menghargai setiap pengalaman hidupnya dengan lebih menarik. Akhirnya apabila setiap manusia memiliki kemampuan ini, akan menjadi sumbangan yang berarti bagi kebudayaan dan moral kemanusiaan.
5. David Mills dan Stanley Scher
Ilmu Pengetahuan Alam selama bertahun-tahun hanya dibahas dan dipelajari secara kognitif semata, yakni sebagai akumulasi dari fakta-fakta dan teori-teori. Padahal, bagaimanapun, praktek dari ilmu pengetahuan selalu melibatkan elemen-elemen afektif yang meliputi adanya kebutuhan akan pengetahuan, penggunaan intuisi dan imajinasi dalam usaha-usaha kreatif, pengalaman yang menantang, frustasi, dan lain-lain. Berdasarkan fenomena tersebut, David Mills dan Stanley Scher (Roberts, 1975) mengajukan konsep pendidikan terpadu, yakni proses pendidikan yang mengikutsertakan afeksi atau perasaan murid dalam belajar. Metode afektif yang melibatkan perasaan telah bisaa diterapkan pada murid-murid untuk pelajaran IPS, Bahasa dan Seni. Sebetulnya ahli yang memulai merintis usaha ini adalah George Brown, namun kedua ahli ini kemudia mencoba melakukan riset yang bertujuan menemukan aplikasi yang lebih real dalam usaha tersebut. Penggunaan pendekatan terpadu ini dilakukan dalam pembelajaran IPA, pendidikan bisnis dan bahkan otomotif. Pendekatan terpadu atau merupakan sintesa dari Psikologi Humanistik –khususnya Terapi Gestalt- dan pendidikan, yang melibatkan integrasi elemen-elemen afektif dan kognitif dalam proses belajar. Elemen kognitif menunjuk pada berpikir, kemampuan verbal, logika, analisa, rasio dan cara-cara intelektual, sedangkan elemen afektif menunjuk pada perasaan, caracara memahami yang melibatkan gambaran visual-spasial, fantasi, persepsi keseluruhan, metaphor, intuisi, dan lain-lain. Tujuan umum dari pendekatan ini adalah mengembangkan kesadaran murid-murid terhadap dirinya sendiri dan dunia sekitarnya, serta meningkatkan kemampuan untuk menggunakan kesadaran ini dalam menghadapi lingkungan dengan berbagai cara, menerima petunjuk-petunjuk internal dan menerima tanggung jawab bagi setiap pilihan mereka. Fungsi guru dalam pendekatan terpadu adalah untuk lebih membebaskan murid dari ketergantungan kepada guru, dengan tujuan akhir mengembangkan responsibilitas murid untuk belajar sendiri. Guru hanya membantu mereka dengan memberikan pilihan-pilihan yang masuk akal bagi pikiran mereka, dan jika perlu guru bisa menolak memberikan bantuan untuk hal-hal yang bisa ditangani oleh murid sendiri.
Lebih jauh, David Mills dan Stanley Scher memaparkan tujuan pendidikan terpadu ini secara detail sebagai berikut :
a. Membantu murid untuk mengalami proses ilmu pengetahuan, termasuk penemuan ide-ide baru, baik proses intelektual maupun afektif.
b. Membantu murid dalam mencapai kemampuan untuk menggali dan mengerti diri mereka sendiri dan lingkungan sekitarnya dengan cara yang ilmiah.
c. Meningkatkan pengertian dan ingatan terhadap konsep-konsep dan ide-ide dalam ilmu pengetahuan.
d. Menggali bersama-sama murid, implikasi-implikasi dari aplikasi yang mungkin dari ilmu pengetahuan.
e. Memungkinkan murid untuk menerapkan baik proses maupun pengetahuan ilmiah untuk diri mereka, serta meningkatkan kesadaran murid terhadap dunia mereka dan setiap pilihan yang mereka ambil.
Penerapan metode gabungan antara kognitif dan afektif ini menunjukkan hasil yang lebih efektif dibanding pengajaran yang hanya menekankan aspek kognitif. Para siswa merasa lebih cepat menangkap pelajaran dengan menggunakan fantasi, role playing dan game , misalnya mengajarkan teori Newton dengan murid berperan.






Contoh Belajar Mengajar yang Kreatif untuk Mahasiswa:


1. Dalam kelas tidak boleh ada geng-geng atau kelompok tertentu, semua harus bisa membaur satu sama lain dan tidak sombong atau merasa paling penting dan pintar.
2. Kemudian dalam satu bulan (4 kali pertemuan) dosen memberikan 1 sesi untuk para mahasiswa dapat merefresh otaknya dengan diberikan permainan sesuai usia mehasiswa.
3. Atau bisa juga dalam 1 bulan ada 1kali/ 2 kali pertemuan mengenai praktek- praktek bagaimana cara membuat pikiran kita tenang dan santai (dengan metode psikologi tentunya).
4. Dalam 1 kelas kekompakan itu perlu dan saling membantu agar merasa klop dengan teman lainnya.
5. Dengan cara tersebut menurut saya dapat menumbuhkan sifat dan sikap kreatif dan tidak malu, mahasiswa dapat mengeluarkan idenya dengan santai tetapi tetap teratur dan terpelajar.


Produk yang kreatif bagi kehidupan kita.


Benda- benda dari barang bekas tersebut sangatlah berguna bagi kehidupan kita juga.
Benda pertama, yaitu kursi, meja dn berbagai benda- benda unik dari karet ban mobil ataupun motor. Setelah tidak terpakai lagi biasanya pengrajin membuat ban tersebut menjadi berbagai barang, kursi sebagai tempat duduk dn menjadi kebutuhan di rumah begitu jg dengan meja, dan barang- barang lain sebagai hiasan yang tidak kalah bagusnya. Semua itusudah pasti mendapatkan pundi- pundi uang yang tidak sedikit, dari ban bekas mereka menyulapnya menjadi benda- benda berguna untuk kehidupan.
Benda kedua, yaitu tas dan berbagai kantong plastik dari plastik bekas sabun cuci.
Tas tersebut dibuat dari plastik bekas sabun, semua itu dibuat menjadi benda- benda yang sangat berguna bagi ibu- ibu rumah tangga. Semua disulapnya menjadi benda- benda berharga. Yang tadinya sudah bekas sabun tetapi sekarang menjadi tas dn berbagai kantong berguna.